Sering kali kita sebel karena komputer kita terserang virus, padahal kita lagi penting pentingnya gunakan komputer itu dan salah satunya virus menyebar lewal autorun dan Ada kalanya virus telah masuk ke dalam Flashdisk, dan akan menyebar melalui Autorun pada saat Flashdisk ditancapkan melalui komputer Anda.


Untuk itu ada baiknya kita mendisable ato menon aktifkan fungsi autorun pada komputer kita.
Untuk Disable Autorun/Autoplay dapat menggunakan beberapa cara diantaranya : (jalankan hanya salah satu saja)

1. Disable Autorun/Autoplay melalui registry, caranya:
- Buka Registry Editor
- Klik menu [Start Run pada dialog box RUN ketik regedit]
- Browse ke alamat registry berikut :
HKEY_CURRENT_USERSoftwareMicrosoftWindowsCurrentVersionPoliciesExplorer
HKEY_USERS.DEFAULTSoftwareMicrosoftWindowsCurrentVersionPoliciesExplorer
- Kemudian klik kanan pada string NoDriveTypeAutoRun
- Alamat registry yang harus diubah agar autorun tidak aktif
- Isi value data dengan ff yang berarti fungsi Aturun/Autoply akan di matikan pada 255 drive
- Merubah value NoDriveTypeAutorun
- Klik Tombol [OK]
- Keluar dari “Registry Editor”
- Restart komputer agar perubahan ini berjalan

2. Disable Autorun/Autoplay melalui Group Policy [GPEDIT.MCS], caranya:
- Klik menu [Start]
- Klik [Run]
- Ketik GPEDIT.MSC pada kolom “RUN”
- Setelah muncul layar “Group Policy” klik folder “System” pada menu “User Configuration” dan “Computer Configuration”
- Pada kolom Settings, klik dua kali “Turn off Autoplay”Interface Group Policy “User Configuration” Interface Group Policy “Computer Configuration”
- Setelah muncul layar “Turn off Autoplay” properties, klik
tabulasi [Settings] dan pilih opsi “Enable” pada menu “Turn off
Autoplay” kemudian Pilih “All Drive” pada kolom “Turn off Autoplay on”
Kemudian klik tombol “OK”
Klik “Close” untuk keluar dari layar “Group Policy”
Restart komputer

thx to Mr. Hafidz.....semoga bermanfaat

kelayakan Limbah Cair Tahu Menjadi Biogas

Umum :

Apakah limbah tahu tempe itu ?
Limbah tahu tempe adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan tahu tempe maupun pada saat pencucian kedele. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai tersebut.
Setiap kuintal kedele akan menghasilkan limbah 1,5 - 2 m3 air limbah.
Proses pembuatan tahu tempe

Jenis limbah tahu tempe
Limbah cair :

· sisa air tahu yang tidak menggumpal

· Potongan tahu yang hancur pada saat proses karena kurang sempurnanya proses penggumpalan

· Limbah tahu tempe keruh dan berwarna kuning muda keabu-abuan dan bila dibiarkan akan berwarna hitam dan berbau busuk

Bahaya limbah Tahu-Tempe
Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada tahu sendiri ataupun tubuh manusia.
Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila air limbah ini merembes ke dalam tanah yang dekat dengan sumur maka air sumur itu tidak dapat dimanfaatkan lagi. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.

Penanganan Limbah Tahu-Tempe

· Menggunakan alat yang dapat menghasilkan tahu yang lebih baik dan sedikit menghasilkan limbah.

· Dengan penerapan Produksi Bersih (Cleaner Production). Penataan proses produksi yang baik dari mulai tempat proses pencucian, penempatan peralatan yang tepat, penggunaan air yang bersih sehingga limbah padat maupun limbah cair berkurang.

Pemanfaatan Limbah Tahu Tempe

· Makanan ternak

· Dibuat makanan nata de soya dan energi terbaharui (BIOGAS)

· Dibuat makanan kecil contohnya castangell, stick tahu

Sumber: Penanganan air Limbah Pabrik Tahu oleh Nurhasan & Bb. Pramudyanto. Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari). 1991


khususon :

Dewasa ini telah kita ketahui bahwa energi minyak bumi dunia semakin menipis. Untuk mengurangi kondisi seperti ini, kita dapat menggunakan bahan bakar alternative sebagai solusinya. Sejauh ini bahan alternatif telah banyak diteliti dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah biogas. Biogas lebih mudah digunakan dalam berbagai keperluan, seperti memasak, penerangan, pompa air, boiler dan sebagainya selain itu bahan bakunya juga sangat mudah diperoleh. Biogas adalah gas produk akhir pencernaan atau degradasi anaerobik bahanbahan organik oleh bakteribakteri anaerobik dalam lingkungan bebas oksigen atau udara (Tatang, 2006). Komponen terbesar (penyusun utama) biogas adalah metana (CH4, 54 – 80 %vol) dan karbon dioksida (CO2, 20 – 45 %vol) (Juanga, 2005).

Biogas berasal dari hasil fermentasi bahanbahan organik diantaranya (Judoamidjojo dkk, 1992); (1) limbah tanaman, seperti: tebu, rumputrumputan, jagung, gandum, dan lainlain, (2) limbah dan hasil produksi, seperti: minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu, (3) hasil samping industry, seperti: tembakau, limbah pengolahan buahbuahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, industri tahu (limbah cair). (4) limbah perairan, seperti: alga laut, tumbuhtumbuhan air, (5) limbah peternakan, seperti: kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas.

Banyak pengusaha tahu terutama di daerah Malang Raya. Dimana limbah dari industri tersebut menghasilkan limbah (padat dan cair), limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan tempe gembos, sedangkan limbah cair ada yang memanfaatkan sebagai nata de soya tapi tak sedikit yang langsung dibuang ke sungai, hal ini mengakibatkan pencemaran air sungai dan timbulnya bau busuk. Sebenarnya pengolahan limbah cair tahu menghasilkan peluang yang besar dalam penghematan energi. Contohnya saja pada pabrik tahu di daerah Blimbing dalam industri menghasilkan 800 liter per hari. Bila biogas sebanyak 1000 ft3 (28,32 m3) mempunyai nilai pembakaran yang sama dengan galon (1 US gallon = 3,785 liter) butana atau 5,2 gallon gasolin (bensin) atau 4,6 gallon minyak diesel, untuk memasak pada rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga cukup 150 ft3 per hari (Dewanto, 2008). Biogas juga dapat menghadilkan energy yang cukup besar yakni 8900 kkal/m3(eddy, 2003). Maka, begitu banyak sumber energi yang bisa dimanfaatkan namu justru dibuang begitu saja.

Menurut hasil penelitian Basuki (2008), limbah cair tahu mempunyai kandungan protein, lemak, dan karbohidrat atau senyawa-senyawa organik yang masih cukup tinggi. Dari laporan akhir no. 18 tahun 2007 analisis kandugan gizi tiap 100 g ampas tahu adalah sebagai berikut:

No

Zat gizi

jumlah

1

Energy (kal)

414

2

Protein (g)

26.6

3

Lemak (g)

18.3

4

Karbohidrat (g)

41.3

5

Kalsium (mg)

19

6

Pospor (mg)

29

7

Besi (mg)

4

8

Vitamin A (SI)

0

9

Vitamin B1 (mg)

0.20

10

Vitamin C (mg)

0

11

Air (g)

9

Jika senyawa-senyawa organik itu diuraikan secara anaerob akan menghasilkan gas metana (CH4), karbondioksida (CO2), gas-gas lain, dan air (Sugiharto, 1987). Gas metana merupakan bahan dasar pembuatan biogas. Limbah cair tahu mempunyai kandungan metana lebih dari 50%, sehingga sangat memungkinkan sebagai bahan baku sumber energi biogas. Kami berharap tulisan ini dapat lbermanfaat dan ebih banyak diaplikasikan di industry tahu sehingga bermanfaat untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh limbah cair tahu.

Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih (whey). Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai (EMDI & BAPEDAL, 1994).

Tahap lengkap pencernaan material organik adalah sebagai berikut (Wikipedia, 2005):

1. Hidrolisis. Pada tahap ini, molekul organik yang komplek diuraikan menjadi bentuk yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino, dan asam lemak.

2. Asidogenesis. Pada tahap ini terjadi proses penguraian yang menghasilkan amonia, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida.

3. Asetagenesis. Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk acidogenesis; menghasilkan hidrogen, karbon dioksida, dan asetat.

4. Methanogenesis. Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.

Di dalam reaktor biogas, terdapat dua jenis bakteri yang sangat berperan, yakni bakteri asam dan bakteri methan. Kedua jenis bakteri ini perlu eksis dalam jumlah yang berimbang. Kegagalan reaktor biogas bisa dikarenakan tidak seimbangnya populasi bakteri methan terhadap bakteri asam yang menyebabkan lingkungan menjadi sangat asam (pH kurang dari 7) yang selanjutnya menghambat kelangsungan hidup bakteri methan (Garcelon dkk). Keasaman substrat/media biogas dianjurkan untuk berada pada rentang pH 6.5 s/d 8 (Garcelon dkk). Bakteri methan ini juga cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 35 oC diyakini sebagai temperatur optimum untuk perkembangbiakan bakteri methan (Garcelon dkk). Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigen disebut anaerobik digestion. Material organik yang terkumpul pada digester (reaktor) akan diuraiakan menjadi dua tahap dengan bantuan dua jenis bakteri. Tahap pertama material orgranik akan didegradasi menjadi asam-asam lemah dengan bantuan bakteri pembentuk asam. Bakteri ini akan menguraikan sampah pada tingkat hidrolisis dan asidifikasi. Hidrolisis yaitu penguraian senyawa kompleks atau senyawa rantai panjang seperti lemak, protein, karbohidrat menjadi senyawa yang sederhana. Sedangkan asidifikasi yaitu pembentukan asam dari senyawa sederhana.

Setelah material organik berubah menjadi asam asam, maka tahap kedua dari proses anaerobik digestion adalah pembentukan gas metana dengan bantuan bakteri pembentuk metana seperti methanococus, methanosarcina, methano bacterium. Perkembangan proses Anaerobik digestion telah berhasil pada banyak aplikasi. Proses ini memiliki kemampuan untuk mengolah sampah / limbah yang keberadaanya melimpah dan tidak bermanfaat menjadi produk yang lebih bernilai. Aplikasi anaerobik digestion telah berhasil pada pengolahan limbah industri, limbah pertanian limbah peternakan dan municipal solid waste (MSW).

Kandungan Nitrogen dan rasio C/N; Mikroorganisme membutuhkan nitrogen dan karbon. Karbon digunakan sebagai sumber energi sedangkan nitrogen digunakan untuk membangun struktur sel. Bakteri penghasil metana menggunakan karbon (C) 30 kali lebih cepat daripada nitrogen (N). Sehingga bahan dengan kandungan C/N yang jauh diatas angka 30 proses produksi gas lebih lambat dan sedikit, maka campuran perlu ditambahkan pupuk urea dengan komposisi percobaan. Atau mencampurkan bahan dengan air darah sisa pemotongan ayam, bisa juga mencampurkan bahan yang memiliki nilai C/N ratio jauh dibawah angka 30. Sebaliknya juga dengan kandungan C/N yang dibawah angka 30 proses produksi gas juga tidak optimum karena carbon (C) habis terlebih dahulu. Sehingga perlu dicampuri dengan bahan-bahan biomassa dan crop residu yang berwarna coklat dengan butiran yang lembut karena umumnya bahan-bahan ini banyak mengandung karbon misal; katul, rumput kering, serbuk gergajian kayu. Untuk menciptakan unsur karbon yang jelas banyak adalah mencampurkan bahan dengan gula pasir. (sumber : Yudi Susetyo. 2009)

sumber : dari berbagai sumber
 
Free Blogger Templates